Sorotan

15 March 2024

Mengapa air keruh menghasilkan bau tak sedap?

Bau tak sedap umumnya terjadi pada air yang keruh. Air keruh seringkali menjadi masalah yang mengganggu, terutama ketika bau tak sedap mulai muncul. Bukan hanya mengganggu penggunaan air, tetapi juga mencerminkan masalah yang lebih dalam terkait dengan kesehatan dan kualitas lingkungan. Artikel ini akan membahas fenomena bau tak sedap yang muncul akibat air keruh, faktor penyebabnya, serta melihat strategi apa saja yang bisa dilakukan untuk mengendalikan dan mengatasi masalah ini.

Penyebab Air Menjadi Keruh

Air dapat menjadi keruh karena berbagai faktor yang melibatkan interaksi antara proses alami dan aktivitas manusia. Salah satu penyebab umum keruhnya air adalah keberadaan sedimen dan lumpur. Gerakan air di sungai, danau, atau laut dapat menyebabkan partikel-partikel ini terangkat dari dasar perairan dan bercampur dengan air, menjadikannya keruh. Hujan lebat atau banjir dapat memperburuk kondisi ini dengan membawa lebih banyak endapan dari daratan ke dalam air.

Selain itu, pertumbuhan alga dan fitoplankton yang berlebihan juga dapat menyebabkan air keruh. Ketika nutrien seperti fosfor dan nitrogen dari limbah pertanian atau limbah domestik mencapai perairan, mereka memicu "bloom alga" yang menyebabkan air berubah warna menjadi hijau atau coklat dan mengurangi kejernihan air. Limbah pencemaran dari industri, pertanian, dan rumah tangga dapat mencemari air dengan bahan kimia seperti logam berat, pestisida, dan bahan organik.

Kekeruhan Air Dan Bau Tak Sedap

Penyebab munculnya bau tidak sedap pada air keruh dapat berasal dari berbagai faktor yang biasanya saling terkait. Salah satunya adalah proses dekomposisi bahan organik. Air yang keruh seringkali mengandung banyak material organik seperti daun, ranting, atau sisa-sisa organisme yang mati. Ketika bahan organik ini terdekomposisi oleh mikroorganisme seperti bakteri, mereka melepaskan senyawa-senyawa tertentu yang berbau tidak sedap, seperti hidrogen sulfida (gas yang berbau seperti telur busuk) atau senyawa organik volatil lainnya.

Air keruh juga dapat menjadi media yang ideal bagi pertumbuhan alga, apalagi dengan kondisi lingkungan seperti stagnasi air atau kurangnya aliran yang menyebabkan penumpukan bahan organik di suatu tempat. Ketika alga tumbuh berlebihan, mereka dapat melepaskan senyawa kimia tertentu selama proses metabolisme mereka yang berkontribusi pada bau yang tidak sedap. Selain faktor organik, pencemaran kimia seperti limbah industri, pertanian, atau domestik juga dapat masuk ke dalam air dan menyebabkan perubahan kimia dalam air yang dapat menghasilkan bau yang tidak sedap.

Faktor lain yang tidak boleh diabaikan adalah suhu air. Suhu yang tinggi dapat meningkatkan laju dekomposisi bahan organik dan mempercepat pertumbuhan alga. Pada akhirnya, kombinasi dari berbagai faktor ini dapat menyebabkan air keruh menjadi tidak hanya tidak enak dipandang, tetapi juga tidak sedap baunya, dan menciptakan lingkungan yang tidak sehat dan tidak layak untuk digunakan. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah bau tidak sedap pada air keruh, diperlukan tindakan yang melibatkan pemantauan kualitas air, pembersihan sumber pencemar, serta perlindungan ekosistem air secara keseluruhan.

Bagaimana Strategi Pengendalian dan Penanggulangannya?

Beberapa strategi pengendalian dan penanggulangan dapat dilakukan. Untuk mengatasi masalah kekeruhan air dan bau tak sedap yang seringkali terkait. Pertama, pengelolaan limbah harus ditingkatkan dengan menerapkan sistem pengolahan limbah yang efektif dari berbagai sumber pencemaran, seperti industri, pertanian, dan pemukiman manusia. Peningkatan infrastruktur sanitasi juga penting untuk mengurangi limbah domestik yang mencemari air.

Pemantauan kualitas air secara rutin harus dilakukan untuk mendeteksi perubahan yang terjadi secara dini dan mengidentifikasi sumber pencemaran. Upaya restorasi ekosistem di sekitar perairan yang tercemar dan edukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kualitas air merupakan beberapa langkah yang bisa dilakukan. Terakhir, penggunaan teknologi pengolahan air yang efektif seperti filtrasi dan pengolahan ozon dapat membantu membersihkan air dari kekeruhan dan bau tak sedap. Penggunaan strategi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas air untuk kepentingan lingkungan dan kesehatan manusia.

Khusus untuk pengendalian ekosistem alga bisa menggunakan produk greenhydro bio-series. Produk ini akan membantu menghentikan pertumbuhan alga pada air dengan menyerang sistem protein bakteri, sehingga tidak dapat berkembang biak dan tumbuh. Hal ini secara tidak langsung dengan efektif membantu pengendalian bau pada air. Salah satu keunggulan utamanya adalah ketersediaan dengan harga yang ekonomis dan mudah digunakan. Dengan formulasi berbentuk cair yang mudah larut dalam air, aplikasi greenhydro bio-series menjadi cepat dan efisien, memastikan reaksi yang merata di seluruh lingkungan air yang terkena dampak.

Jika anda tertarik untuk informasi mengenai produk greenhydro bio-seriesPT Green Chemicals Indonesia siap membantu memberikan layanan dan solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan menyediakan produk berkualitas tinggi hubungi kami melalui Whatsapp atau email ke marketing@greenchem.co.id.

 


Berita Terbaru

Sorotan 13 August 2025

Kerak Boiler, Masalah Umum yang Bisa Picu Kerugian Besar

Bagi sebagian orang, kerak mungkin hanya dianggap sebagai kotoran biasa yang menempel di dalam sistem. Padahal, endapan mineral ini dapat menurunkan efisiensi, meningkatkan konsumsi bahan bakar, bahkan merusak komponen penting dalam waktu singkat. Tidak sedikit perusahaan yang harus merogoh biaya perbaikan besar atau menghentikan produksi karena boiler mereka bermasalah akibat kerak yang dibiarkan menumpuk.

Artikel ini akan membahas secara tuntas apa itu kerak pada boiler, bagaimana proses terbentuknya, dampak yang ditimbulkannya, hingga langkah-langkah efektif untuk mencegahnya. Dengan pemahaman yang tepat, masalah sepele ini tidak akan berubah menjadi sumber kerugian besar bagi bisnis Anda.

Kerak pada Permukaan Boiler

Pernahkah boiler Anda bermasalah karena kerak? Yap, kerak boiler memang bisa berakibat sangat fatal jika dibiarkan. Kerak adalah lapisan padat yang terbentuk di permukaan dalam pipa atau tabung boiler akibat pengendapan mineral dan zat padat terlarut dari air umpan. Lapisan ini biasanya berwarna putih keabu-abuan, kekuningan, atau kecokelatan, tergantung jenis mineral yang terkandung. Selain mengganggu perpindahan panas, kerak juga dapat memicu korosi—fenomena ini dikenal sebagai corrosion under deposit. Korosi jenis ini dapat mempercepat kerusakan material, melemahkan struktur pipa, dan pada akhirnya memicu kebocoran serius pada boiler.

Kerak terbentuk ketika air umpan yang mengandung mineral seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), atau silika (SiO₂) dipanaskan hingga mendidih. Saat suhu meningkat, kelarutan mineral ini menurun sehingga mereka mengendap dan menempel di permukaan logam. Proses ini bisa dipercepat jika sistem pengolahan air tidak bekerja optimal atau jika perawatan rutin diabaikan. Beberapa penyebab umum pembentukan kerak pada boiler antara lain:

  • Kualitas air umpan yang buruk (tingginya kandungan mineral seperti kalsium, magnesium, silika).
  • Sistem pengolahan air yang tidak optimal, sehingga mineral tidak tersaring atau dinetralkan.
  • Kurangnya perawatan dan pemeriksaan berkala, sehingga penumpukan tidak terdeteksi sejak dini.
  • Pengoperasian boiler di luar spesifikasi, seperti tekanan atau suhu berlebih yang memicu pengendapan cepat.

Dampak Kerak pada Boiler

Kerak yang sudah parah dan tidak pernah di-treatment akan memberikan dampak terhadap kinerja dan umur pakai boiler. Beberapa dampak yang mungkin terjadi antara lain:

Penurunan efisiensi perpindahan panas

Kerak bertindak seperti isolator panas. Ketebalan kerak hanya 1 mm saja sudah dapat menurunkan efisiensi perpindahan panas hingga 10% atau lebih. Akibatnya, energi yang dibutuhkan untuk memanaskan air menjadi uap akan jauh lebih besar.

Kenaikan konsumsi bahan bakar

Karena perpindahan panas terhambat, burner harus bekerja lebih lama dan lebih keras. Hal ini mengakibatkan konsumsi bahan bakar meningkat, yang pada akhirnya menambah biaya operasional.

Overheating dan potensi kerusakan pada tabung boiler

Lapisan kerak membuat panas tidak terserap merata oleh air. Bagian logam di balik kerak akan menjadi jauh lebih panas dari seharusnya, memicu deformasi atau bahkan retakan pada tabung (tube failure). Jika tidak segera ditangani, bisa menyebabkan kebocoran dan kerusakan permanen.

Singkatnya, membiarkan kerak menumpuk adalah seperti menabung masalah yang suatu saat akan “membayar” Anda dengan kerugian besar. Pencegahan dan perawatan rutin jauh lebih murah dibanding menanggung biaya kerusakan akibat kerak.

Bagaimana Solusinya?

Mengatasi kerak boiler tidak hanya soal memperbaiki kerusakan yang sudah terjadi, tetapi yang jauh lebih penting adalah mencegahnya sejak awal. Langkah pertama adalah memastikan pengolahan air umpan dilakukan dengan benar, sehingga mineral penyebab kerak dapat dihilangkan atau diminimalkan sebelum masuk ke dalam boiler.

Kualitas air dan parameter operasi seperti tekanan, suhu, dan tingkat TDS (Total Dissolved Solids) harus selalu dipantau secara berkala. Dengan begitu, tanda-tanda awal pembentukan kerak dapat segera diidentifikasi sebelum berkembang menjadi masalah besar. Sebagai perlindungan tambahan, penggunaan bahan kimia anti-kerak dapat membantu mencegah mineral mengendap dan menempel pada permukaan logam. Dengan menggunakan bahan kimia yang tepat, risiko kerusakan serius dapat ditekan seminimal mungkin.

Jika Anda memiliki kebutuhan chemical untuk permasalahan kerak pada boiler, atau ingin berkonsultasi lebih lanjut tentang solusi yang sesuai untuk sistem Anda, jangan ragu untuk menghubungi kami langsung melalui Whatsapp. Kami siap membantu Anda menjaga performa boiler tetap optimal dan bebas dari gangguan.

 

 

 

 

Selengkapnya
Sorotan 08 August 2025

Degreaser Cleaner Percepat Proses Pembersihan Industri

Salah satu tantangan yang kerap dihadapi dalam dunia manufaktur adalah membersihkan peralatan yang terpapar minyak, lemak, atau residu berat lainnya. Jika dibiarkan, kotoran ini dapat memperlambat proses produksi, merusak peralatan, bahkan meningkatkan risiko kecelakaan kerja. Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan solusi pembersihan yang efektif dan tepat sasaran: degreaser cleaner. Saat ini, terdapat tiga jenis degreaser yang umum digunakan dan terbukti ampuh dalam mengatasi kotoran industri, yaitu degreaser water-base, degreaser solvent-based, dan degreaser emulsion-based. Masing-masing memiliki karakteristik dan keunggulan tersendiri, yang akan dibahas lebih lanjut dalam artikel ini.

Degreaser Water-Based, Ramah Lingkungan dan Aman

Degreaser water-based adalah pembersih berbahan dasar air yang diformulasikan untuk mengangkat minyak, lemak, dan kotoran lainnya tanpa menggunakan pelarut kimia keras. Cara kerjanya mengandalkan kombinasi air, surfaktan, dan bahan aktif lainnya yang menembus dan melonggarkan ikatan antara kotoran berminyak dan permukaan, sehingga mudah dibilas tanpa meninggalkan residu berbahaya.

Keunggulan utama dari water-based degreaser terletak pada aspek keamanannya. Produk ini ramah lingkungan, tidak mudah terbakar, serta aman digunakan pada permukaan sensitif seperti aluminium, plastik, atau cat. Penggunaannya juga mengurangi risiko paparan bahan berbahaya bagi pekerja. Degreaser ini menjadi pilihan ideal untuk industri yang mengutamakan keamanan.

Degreaser water-based sangat cocok digunakan dalam industri makanan dan minuman, pembersihan peralatan ringan, atau fasilitas produksi yang membutuhkan standar kebersihan dengan mempertimbangkan keselamatan dan kelestarian lingkungan.

Degreaser Solvent-Based, Kuat untuk Kotoran Berat

Solvent-based degreaser adalah jenis pembersih berbahan dasar pelarut kimia yang dirancang khusus untuk mengangkat kotoran berat seperti oli, gemuk, tar, dan karbon yang menempel kuat pada permukaan. Karakteristik utamanya adalah kekuatan larut dan kemampuan bekerja yang cepat.

Dengan daya bersih yang tinggi, degreaser solvent-based menjadi pilihan ideal untuk industri yang menangani kotoran berminyak ekstrem. Produk ini cocok digunakan di sektor otomotif dan perawatan mesin berat yang merupakan tempatnya residu oli dan gemuk.

Meski efektif, penggunaan solvent-based degreaser perlu memperhatikan aspek keselamatan kerja karena umumnya bersifat mudah terbakar dan mengeluarkan uap kimia. Dalam hal ini, dianjurkan utnuk menggunakannya di area berventilasi baik dengan penggunaan APD.

Degreaser Emulsion-Based, Keseimbangan antara Efektivitas dan Keamanan

Degreaser emulsion-based adalah pembersih yang menggabungkan keunggulan water-based dan solvent-based dalam satu formula. Dengan komposisi berbasis air yang dipadukan dengan pelarut, produk ini mampu melarutkan minyak dan lemak berat secara efektif, namun tetap cukup aman digunakan pada sebagian besar permukaan, termasuk logam, plastik, dan karet.

Jenis degreaser ini dirancang untuk mengatasi residu berminyak yang sulit dibersihkan dengan produk biasa. Formulanya dapat melonggarkan kotoran hingga memecahnya menjadi partikel-partikel kecil yang mudah dibersihkan tanpa meninggalkan noda membandel.

Degreaser emulsion-based sangat fleksibel, bisa digunakan secara manual dengan kain atau sikat, maupun melalui mesin pembersih otomatis. Produk ini cocok digunakan pada fasilitas produksi, bengkel, dan sektor maintenance yang membutuhkan kebersihan maksimal yang tetap aman.

 

Masing-masing jenis degreaser diatas memiliki keunggulan dan aplikasi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan industri Anda. Sudah saatnya beralih ke solusi pembersihan yang lebih cerdas dan efektif!

Konsultasikan kebutuhan degreaser Anda bersama tim kami dan temukan produk yang paling sesuai untuk industri Anda. Hubungi kami sekarang untuk mendapatkan rekomendasi produk atau kunjungi halaman produk kami untuk informasi lebih lanjut!

 

 

Selengkapnya
Sorotan 30 July 2025

Foaming dalam Sistem Industri, Masalah Sepele yang Berdampak Besar

Foaming atau pembentukan busa dalam sistem industri merupakan permasalahan yang sering diabaikan, namun dampaknya bisa sangat serius. Busa dapat muncul dalam berbagai sistem, mulai dari unit pengolahan air, proses kimia, hingga industri makanan dan minuman. Misalnya, dalam sistem pendingin air (cooling tower), foaming dapat menyebabkan overflow, menghambat sirkulasi air, dan menurunkan efisiensi pertukaran panas. Di sektor pengolahan limbah, busa yang berlebihan bisa menutup permukaan kolam aerasi, mengganggu proses biologis, serta memicu keluhan lingkungan.

Apa itu foaming?

Foaming, atau pembentukan busa, adalah fenomena munculnya gelembung-gelembung gas yang terperangkap di dalam cairan, membentuk lapisan busa pada permukaan atau di dalam sistem industri. Proses ini terjadi ketika gas, biasanya udara, terdispersi ke dalam cairan yang mengandung senyawa aktif permukaan (surfaktan) atau zat lain yang dapat menstabilkan gelembung. Dalam lingkungan industri, foaming bisa muncul akibat pengadukan, agitasi, aerasi, atau reaksi kimia tertentu, dan seringkali menjadi gangguan serius dalam proses produksi.

Beberapa sektor industri sangat rentan terhadap masalah foaming. Industri pengolahan air, misalnya, kerap mengalami busa akibat kontaminan organik atau aktivitas mikroorganisme. Di sektor kimia, reaksi kimia yang kompleks dapat menghasilkan busa. Industri makanan & minuman menghadapi foaming terutama selama proses fermentasi atau pencampuran bahan. Sedangkan pada industri minyak & gas, busa sering muncul selama ekstraksi atau pemrosesan minyak mentah dan gas alam.

Penyebab terjadinya foaming sangat bervariasi. Faktor umum mencakup kehadiran surfaktan, kontaminasi cairan, suhu tinggi, tekanan, serta kondisi mekanis seperti agitasi dan kecepatan aliran tinggi. Bahkan, penggunaan bahan kimia yang tidak tepat juga bisa memicu terbentuknya busa dalam jumlah besar. Dengan mengenali karakteristik dan sumbernya, penanganan foaming menjadi lebih terarah dan efektif. Beberapa dampak munculnya foaming dalam sistem industri adalah:

  • Gangguan pada proses produksi dan efisiensi
  • Kerusakan pada peralatan
  • Penurunan kualitas produk akhir
  • Risiko keamanan dan pencemaran lingkungan
  • Biaya tambahan untuk pemeliharaan dan downtime

Penanganan dan Pencegahan Foaming

Foaming yang dibiarkan tanpa kontrol dapat menjadi sumber kerugian besar dalam industri. Pendekatan penanganan dan pencegahan harus bersifat menyeluruh dan terintegrasi. Berikut beberapa strategi efektif untuk mengendalikan foaming di lingkungan industri:

  • Desain sistem yang meminimalkan potensi foaming. Pencegahan dimulai dari tahap awal, yaitu desain sistem. Sistem perpipaan, tangki, dan alat proses harus dirancang untuk mengurangi turbulensi, agitasi berlebih, serta aerasi yang tidak perlu.
  • Pemantauan dan kontrol proses secara otomatis. Sensor level busa, sistem kontrol otomatis, dan alarm peringatan dini memungkinkan operator untuk segera merespons sebelum busa meluap atau merusak peralatan.
  • Pemilihan bahan baku yang tepat. Foaming sering kali berakar dari kualitas bahan baku yang digunakan. Surfaktan, minyak, atau bahan organik tertentu bisa memicu pembentukan busa berlebih. Penting untuk memilih bahan baku dengan kadar pengotor rendah, dan jika memungkinkan, menggunakan bahan aditif yang tidak bersifat foaming.
  • Penggunaan antifoam atau defoamer. Solusi kimiawi juga sangat efektif dalam mengatasi foaming, yaitu melalui penggunaan antifoam (pencegah busa) atau defoamer (penghilang busa). Ada berbagai jenis antifoam, mulai dari berbahan dasar silikon, minyak mineral, hingga air. Pemilihan jenis yang tepat harus disesuaikan dengan jenis cairan proses, suhu kerja, dan regulasi industri (terutama untuk produk makanan atau farmasi). Aplikasi antifoam bisa dilakukan secara kontinu melalui sistem dosing otomatis, atau secara periodik tergantung tingkat keparahan foaming.

Rekomendasi Produk Defoamer

Greenhydro AF-50 merupakan produk defoamer ramah lingkungan yang efektif mengendalikan dan mencegah timbulnya foam dalam berbagai sistem aliran. Dengan kestabilan tinggi dan formula yang biodegradable, Greenhydro AF-50 cocok digunakan di industri kertas, karet, tekstil, limbah, hingga pengolahan air. Selain mudah diaplikasikan dan ekonomis, penggunaannya juga dapat meningkatkan efisiensi kerja pompa serta menjaga sistem tetap optimal tanpa membahayakan lingkungan.

Jika Anda membutuhkan defoamer, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui WhatsApp atau email di marketing@greenchem.co.id. PT Green Chemicals Indonesia siap membantu menemukan solusi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan sistem Anda.

 

 

Selengkapnya